MAKALAH PLC
PLC
(PREOGRAMMABLE LOGIC
CONTROLLER)
NAMA : RYAN ANDREYADI
NPM : 888730401150066
PRODI : D3 TEKNIK KOMPUTER
SEKOLAH
ELEKTRONIKA DAN KOMPUTER
SEMARANG
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Perkembangan
ilmu teknologi dan informasi yang semakin pesat pada saat ini, menyebabkan
beberapa industri menerapkan sistem otomasi untuk meningkatkan dan mengetahui
informasi hasil produksi. Dengan penggunaan sistem otomasi, industri dapat
meningkatkan dan memperkirakan hasil produksi yang akan dicapai. Akan tetapi
penerapan sistem kontrol pada industri masih mempergunakan cara yang
konvensional, sehingga banyak membutuhkan tenaga manusia.
Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya
dirancang untuk menggantikan sistem logika yang menggunakan relay dan panel
control logika yang menggunakan hard-wired dengan peralatan solid-state. Oleh
karena itu hingga saat ini pengetahuan tentang rangkaian sistem logika dan relay
tetap merupakan dasar yang sangat penting serta diperlukan untuk pemrograman
dengan PLC. Keuntungan PLC dibanding dengan sistem logika konvensional terutama
adalah mudah/ dapat diprogram, fleksibel, dan dapat dihandalkan.
Programmable
Logic Controller (PLC) menguji status input dan meresponnya, melakukan
pengendalian proses, dan memberikan hasil pengendalian ke keluaran. Kombinasi
dari data input dan output mengacu kepada logikanya. Beberapa kombinasi logika
akan selalu dibutuhkan sebagai rencana pengendalian atau program pengendalian.
Program pengendalian ini tersimpan dalam memory. Program tersebut secara
periodik tertentu dijalankan oleh microprocessor
BAB II
DASAR
TEORI
2.1. Sejarah
PLC
Programmable Logic Controller atau PLC pada
awalnya dikenal sebagai Programmable Controller (PC) yang lahir sebagai produk
yang kompak, dapat diprogram dan di reprogram seperti komputer, tidak memakan
tempat dan energi yang besar, bebasiskan teknologi digital, yang dapat
menggatikan rangkaian relay dan kaku (hardwire).
Pada saat
itu rangkaian relay merupakan tulang punggung system kontrol di industri proses
maupun di industri manufaktur. Dengan kata lain produk PLC dewasa ini adalah
benar-benar berangkat dari kebutuhan untuk menjalankan industri, agar lebih
murah dan efisien. PLC pertama kali dirancang dari General Motor (USA) Divisi
Hydromatic pada tahun 1968. Kemudian pada tahun 1977, Allan
Bradley Co. Meluncurkan produksi PLC berbasiskan mikroprosessor (intel 8080)
yang pertama.
Saat ini puluhan pabrik PLC seperti Siemens,
Omron, Facon, Mitsubisi dll. Dengan aplikasi mulai dari keperluan alat rumah
tangga sampai untuk mengendalikan industri proses atau industri alat berat.
2.2. Definisi
PLC
Programmable Logic Controller (PLC) merupakan alat
listrik dan elektronik yang dapat diprogram untuk mengontrol berbagai fungsi
secara berurutan pada mesin-mesin atau sistem listrik. PLC mengumpulkan
informasi melalui input, memeriksa program, kemudian mengatur output sesuai
dengan hasil yang diperoleh sebelumnya, seperti yang terlihat pada Gb.1.
Definisi
PLC menurut NEMA (National Electrical
Manufacturer's Association) adalah: Peralatan elektronik yang bekerja
secara digital yang menggunakan memory yang bisa diprogram untuk menyimpan
instruksi internal guna menerapkan fungsi-fungsi khusus, seperti logic,
sequencing, pengukuran waktu, penghitungan, dan aritmatik, untuk mengontrol
modul-modul input/ output secara analog atau digital, berbagai jenis mesin atau
proses. Komputer digital yang digunakan untuk mengerjakan fungsi-fungsi controller
yang dapat diprogram dianggap termasuk di dalam bagian ini.
Gambar2.1. Skematis
sistem kerja PLC
2.3.
Sistem Pengendalian Pada PLC
Gambar2.2. Cara Kerja Sistem PLC dengan scan time-nya
Programmable Logic
Controller (PLC) akan menguji status/ nilai dari inputnya, dan memberikan
respon untuk mengontrol proses atau mesin melalui outputnya. Kombinasi dari
data input dan output mengacu kepada program logikanya. Beberapa kombinasi
logika digunakan untuk menghasilkan perencanaan kontrol atau program.
Perencanaan kontrol/ program disimpan dalam memory, dan pada periode waktu
tertentu program tersebut di-scan oleh processor, biasanya menggunakan
mikroprocessor, untuk memperhitungkan perintah sequensial. Periode untuk mengevaluasi
program dari PLC disebut sebagai “scan time”. Jadi langkah kerja dari PLC yang
dilakukan adalah memonitor masukan (variabel keadaan), melakukan evaluasi
sesuai dengan hukum-hukum logika kendali yang sudah diprogram, kemudian
menghasilkan keluaran kontrol untuk dihubungkan dengan peralatan keluaran dan kemudian
berulang sesuai dengan scan time yang ada. Secara skematis dapat dilihat pada Gambar.2.2.
2.4.
Perangkat Keras
PLC
Perangkat utama dalam PLC adalah:
·
Processor
·
Memory
·
Input/
Output (Interface)
·
Power Supply
·
Baterai
Backup
Input diterima dari sensor (misalnya: relay, pulsa,
transmitter (untuk signal analog)) akan direkam dalam memori, untuk kemudian
diproses sesuai dengan program kerja yang telah direncanakan sebelumnya
(bekerja sesuai program yang telah dibuat) oleh prosessor, kemudian melalui
Output, hasil yang diperoleh adalah perintah ke peralatan keluaran (misalnya:
untuk On/Off pompa, untuk On/ Off selenoid Valve).
Pada PLC berskala kecil (PLC mikro), bagian-bagian
dari PLC dikonstruksikan pada sebuah papan rangkaian elektronik yang tidak
terlalu luas, sedangkan pada PLC yang berskala sedang dan besar, sistem PLC
dikonstruksikan dalam bentuk modular. Cara ini sangat memudahkan dalam
pengembangan, instalasi, perawatan, serta trouble shooting-nya. Dan dari
kapasitas memory, PLC ukuran kecil umumnya mempunyai kapasitas memory yang
tidak besar dan tetap, yaitu berkisar antara 300 hingga 1000 instruksi. Dan
untuk PLC yang besar ada yang dapat dikembangkan dalam kapasitas memory-nya.
2.4.1.
Prosesor
Processor yang biasanya dilakukan oleh Central
Processing Unit (CPU) (mikroprocessor) pada PLC bertugas melakukan kontrol
serta pengawasan terhadap seluruh operasional kerja dari PLC. Termasuk juga
melakukan kerja sesuai dengan program kerja yang telah disimpan dalam memori,
dan melakukan transfer informasi melalui internal bus antara CPU (central
Processing Unit), memory, dan I/O juga dibawah kontrol CPU. Dan kecepatan/
ritme kerja dari CPU diatur dan dikendalikan oleh suatu generator yang disebut
clock diluar dari CPU. Frekuensi dari clock sangat bervariasi tergantung dengan
tipe dari CPU yang digunakan. Dan dari clock ini juga dilakukan sinkronisasi
kerja dari seluruh elemen dalam sistem PLC.
Mikroprocessor dapat didefinisikan sebagai pengumpul
element rangkaian digital yang dihubungkan secara bersamaan untuk membentuk
unit pengolah informasi. Pada Gb.4. ditampilkan blok diagram mikroprocessor
yang mempunyai lima element yang penting adalah sebuah clock sistem yang
berfungsi untuk mensingkonisasi respon dari komponen-komponen sistem, memory
program yang digunakan untuk menyimpan program yang akan dieksekusi, memory
data digunakan untuk menyimpan data-data proses, I/O port yang digunakan untuk
menghubungkan dengan peralatan eksterior, dan Central Processing Unit (CPU)
yang digunakan untuk melakukan operasi perhitungan berdasarkan program yang
terdapat pada memory program. Sebagai contoh apabila ingin dilakukan
penjumlahan dari angka-angka, maka angka-angka akan disimpan dalam memory data,
program penjumlahannya disimpan pada memory program, dan proses penjumlahannya
dilakukan di CPU dan hasilnya dimasukkan ke memory data.
2.4.2.
Memori
Semua PLC menyimpan program kerjanya dalam suatu
memory elektronik (chip memory) untuk keamanan kerja, sering juga dalam PLC
terdapat battery back-up yang berfungsi untuk menjaga program kerja yang
tersimpan dalam memori (RAM) supaya tidak hilang pada saat terjadi gangguan
pada power supply.
Elemen-elemen memory menyimpan bagian-bagian data yang
disebut bit. Setiap bit mempunyai dua kemungkinan keadaan, yaitu 1 atau 0, ON
atau OFF, Benar atau Salah dan sebagainya. Unit memory biasanya disimpan dalam
bentuk IC (Integrated Circuit) yang berjumlah dalam ribuan byte (1 byte=8 bit)
yang disingkat K, dimana 1Kbyte = 1024 Byte. Dan setiap produk dari suatu
perusahaan biasanya mempunyai spesifikasi jumlah memory sendiri-sendiri. Memory
dapat diklasifikasikan dalam dua tipe, yaitu volatile dan nonvolatile memory.
-
Volatile Memory
Volatile memory adalah suatu memory yang datanya akan
hilang apabila semua power supply operasinya mati/ lost, sebagai contohnya
adalah RAM (Random Access Memory). Tetapi volatile memory sangat mudah dalam
memasukkan dan mengganti program/ datanya. Oleh karena itu pada kebanyakkan PLC
menggunakan memory ini dan untuk keamanan datanya digunakan baterai back-up,
yang berfungsi untuk mensupply power ke memory apabila power induk gagal/ mati.
Dan baterai yang digunakan biasanya bertipe rechargeable, jadi apabila power
induk pada posisi normal baterai tersebut dapat di-charge kembali.
Pada PLC, memory yang sering dilakukan perubahan, yang
berupa volatile memory terbagi menjadi dua, yaitu program memory dan data
memory. Program memory digunakan untuk menyimpan program kerja, yaitu berupa
program pengendalian. Dan data memory diperlukan untuk menyimpan data dan
status Input/ Output (Interfacing Information), menyimpan data/ informasi untuk
fungsi-fungsi internal (timer, Counter, dll). Data memory karena digunakan
untuk berbagai data, maka data memory tersebut sebenarnya masih terbagi dalam
berbagai tipe-tipe data.
- Non Volatile Memory
Non volatile memory akan menjaga isi program bahkan apabila semua
operating powernya hilang, dan pada hampir semua kasus memory tersebut tidak
dapat diubah, ini merupakan memory yang mengontrol sistem pengoperasian PLC.
Yang termasuk Non volatile memory adalah Read Only Memory (ROM), Programmable
ROM (PROM), Erasable Programmable ROM (EPROM), dan Electrically Erasable ROM
(EEROM).
- Non Volatile Memory
Non volatile memory akan menjaga isi program bahkan apabila semua
operating powernya hilang, dan pada hampir semua kasus memory tersebut tidak
dapat diubah, ini merupakan memory yang mengontrol sistem pengoperasian PLC.
Yang termasuk Non volatile memory adalah Read Only Memory (ROM), Programmable
ROM (PROM), Erasable Programmable ROM (EPROM), dan Electrically Erasable ROM
(EEROM).
Memory Aplikasi menyimpan instruksi-instruksi program
pengendalian dan data-data I/O yang digunakan CPU untuk melakukan fungsi
pengendalian. Memory aplikasi dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu data
table dan user program. Semua data tersimpan dalam data table dan untuk
instruksi programnya disimpan dalam user program.
Data storage Register, biasanya terdiri dari tiga tipe data, yaitu input
register, holding register, dan output register. Input register akan digunakan
untuk menyimpan data-data analog dari lapangan yang telah diubah menjadi data
digital atau data-data digital (bukan data diskret) yang berasal dari luar.
holding register digunakan untuk menyimpan nilai-nilai variabel yang
dibangkitkan oleh instruksi-instruksi program, yaitu seperti dari timer,
counter. Dan output register digunakan untuk menyimpan signal analog atau
signal digital yang akan dikeluarkan oleh PLC. Signal tersebut dapat dikirim ke
analog meter, control valve, atau tampilan LED alphanumeric.
Input Image Table digunakan untuk menyimpan input dari lapangan/ field
yang berupa status dari input diskret. Jadi tabel ini berhubungan dengan modul
diskret input. Jika input dari lapangan ON, maka tabel yang berhubungan dengan
input tersebut akan ON (1) dan jika inputnya menjadi OFF, maka tabel tersebut
akan OFF (0). Tabel ini akan selalu melihat kondisi di lapangan, sehingga
apabila kondisi di lapangan berubah, maka data pada tabel tersebut juga
berubah.
Output Image Table digunakan untuk menyimpan keluaran dari signal
diskret, yang akan dikirim ke output diskret, yaitu berupa modul output
diskret. Harga-harga pada Output Image Table ditentukan dari hasil perhitungan
yang dilakukan pada CPU (Central Processing Unit) berdasarkan pada program yang
ada dan data-data dari bagian inputnya.
Internal Storage Bits juga disebut internal output, internal coil, atau
internal control bit. Internal storage bit digunakan untuk menyimpan data
output yang tidak dikeluarkan ke lapangan tetapi digunakan untuk kepentingan
pemrograman.
Peta memory ini untuk setiap produk PLC tidak sama,
yaitu dari pembagiannya dan pemberian nama-nama area. Tetapi semua peta memory
mempunyai fungsi yang sama, yaitu memetakan memory kedalam area-area, sehingga
akan dapat mempermudah dalam identifikasi data-data pada PLC (terutama untuk
input dan output).
2.4.3.
Input/Output
Pada umumnya PLC bekerja dengan
informasi data dan keluarannya yang dinyatakan dalam bentuk tegangan listrik,
arus listrik, dan saklar (switch). Dan signal (isyarat) yang digunakan dapat
berbentuk signal disket dan analog. Dan untuk tegangan dan arus listrik yang
digunakan pada PLC cukup bervariasi tergantung keperluan dari user. Bagian
Input/ Output dimaksudkan bekerja sebagai „interface‟, yaitu untuk menghubungkan
instrument di lapangan dengan PLC. Contoh rangkaian internal untuk interface
input & output diskret dapat dilihat pada Gambar2.3a – Gambar2.3e. Untuk
blok diagram dari input & output analog dapat dilihat pada Gambar2.4, dan
untuk contoh rangkaian internal untuk interface input & output analog dapat
dlihat pada Gambar2.5 dan Gambar2.6.
Gambar2.3a. Modul Diskret Input (120 Volt AC
Isolated Input Module - IC693MDL230)
Gambar2.3b. Modul
Diskret Input
(24
Volt AC/DC Pos/Neg Logic Input Module - IC693MDL241)
Gambar2.3.c. Modul
Diskret Output
(120/240
Volt AC Output, 2 Amp Module -IC693MDL330)
Gambar2.3d.
Modul Diskret Output (4 amp Relay Output module IC693MDL930)
Gambar2.3e. Modul
Diskret Output
(12/24
volt DC positive logic 2 amp Output module IC693MDL730)
Gambar2.5a. Modul
Analog Input
(16-Channel Analog Current Input Module - IC693ALG223)
Gambar2.5b. Modul
Analog Output
8-Channel
Analog Current/Voltage Output Module, IC693ALG392
2.4.4. Power supply
Untuk
tipe power supply dari suatu produk PLC biasanya tidak hanya satu tipe saja,
yaitu ada yang untuk tegangan 120, 240 V AC dan ada juga yang digunakan untuk
tegangan 24, 48 V DC. Power supply pada PLC digunakan untuk men-supply tegangan
ke semua sistem PLC pada satu unit yang sama. Bahkan mungkin juga power supply
dilengkapi untuk menyediakan tegangan + 5V dan 24 V DC sebagai supply keluaran
untuk relay atau untuk kepentingan I/O card.
2.4.5. Baterai
backup
Baterai
backup banyak digunakan pada PLC yaitu digunakan untuk memberikan supply
tegangan ke memory (RAM) apabila power gagal mensupply tegangan ke PLC. Baterai
backup ini sangat besar peranannya, yaitu untuk menjaga supaya data yang berada
pada memory (RAM) tidak hilang saat power gagal. Dan ini sangat membantu
apabila PLC akan dijalankan lagi, karena dengan data yang dalam memory tidak
hilang maka saat PLC dijalankan lagi tidak perlu melakukan loading program
lagi. Dan baterai backup yang digunakan biasanya bertipe rechargeable, jadi
apabila power induk pada posisi normal baterai backup tersebut dapat di-charge
kembali.
2.4.6.
Bahasa
Pemograman PLC
Bahasa pemrograman PLC digunakan untuk dapat
mengkomunikasikan antara user/ pemakai dengan peralatan PLC. Dan untuk
masing-masing produk PLC mempunyai cara yang spesifik untuk melakukan
pemrogramannya, tetapi semua bertujuan sama yaitu untuk dapat melakukan
komunikasi dengan peralatan PLC. Hasil program pengendalian yang telah dibuat
dengan bahasa pemrograman PLC akan menjadi dasar untuk pengoperasian dari PLC
tersebut.
Pada beberapa PLC terdahulu memiliki bagian programmer
sebagai bagian dari PLC, tetapi PLC modern menawarkan pilihan programmer yang
seukuran tangan. Dan saat ini yang paling populer adalah pemrograman dengan
menggunakan PC (Personal Computer) dengan menggunakan software yang dibuat oleh
pabrik PLC yang bersangkutan. Dan komunikasi informasi antara PLC dan
programmer dilakukan menggunakan kabel. PLC akan berfungsi tanpa sebuah
programmer apabila dari programmer telah melakukan loading program ke PLC. Gambaran
dari sistem PLC dalam berhubungan dengan programmer dapat dilihat pada
Gambar2.6.
Program yang telah di-load ke PLC akan disimpan dalam
memory PLC, yang biasanya berupa RAM (Random Access Memory). Program tersebut
(apabila PLC telah di RUN) akan selalu mengambil data dari input sesuai dengan
yang tertulis dalam program dan dengan menggunakan program tersebut maka PLC
akan memberikan output ke peralatan eksternal.
Gambaran dari program yang ada dalam PLC
dan hubungannya dengan eksternal dapat dilihat pada Gambar2.7. Bahasa
pemrograman yang sering digunakan dalam perancangan sistem pengendalian pada
PLC adalah menggunakan Ladder Diagram.
Gambar2.6.
Sistem PLC yang terhubung dengan Programmer
Gambar2.7.
Gambaran Sistem PLC dalam hubungannya antara
Program
dan Peralatan Eksternal
2.4.7.
Ladder Diagram
Bahasa Pemrograman PLC
yang paling sering digunakan adalah Ladder Diagram, hal ini karena ladder
diagram bentuknya relatif sederhana. Walaupun terdapat bentuk lain dalam
pemrogramannya, seperti boolean mnemonic, gerbang Logika, dan sequential
function chart.
Pada dasarnya PLC dirancang untuk menggantikan sistem
kontrol yang menggunakan relay listrik. Sistem ini sering dirancang oleh
teknisi dan Engineer dengan menggunakan bahasa simbol yang disebut Ladder
Diagram. Ladder diagram terdiri dari simbol-simbol yang dihubungkan dalam suatu
jalur untuk menunjukkan aliran arus pada beberapa peralatan.
Pada penggambaran Ladder ada dua pemikiran dasar,
pertama adalah sumber daya dalam bentuk sisi-sisi ladder (rail) dan yang kedua
adalah arus yang melewati variasi rangkaian peralatan logika yang dalam bentuk
rung dari ladder. Contoh untuk rangkaian elektrik dalam bentuk ladder diagram
dapat dilihat pada Gambar2.8. dan untuk perancangan dengan bahasa pemrograman
PLC dapat dilihat pada Gambar2.9. Pada ladder diagram, sisi sebelah kiri,
merupakan bagian input, yaitu berupa kondisi dari input dan sisi sebelah kanan,
merupakan bagian output, yaitu berupa aksi yang akan diberikan ke keluaran
berdasarkan kondisi dari inputnya.
Gambar2.8.
Ladder Diagram Rangkaian Elektrik
Gambar2.9.
Program Ladder Diagram
Instruksi/
Fungsi ladder diagram yang digunakan pada PLC modern cukup banyak, hal ini
karena semua kelebihan-kelebihan yang ada pada PLC sangat dipengaruhi oleh
banyaknya macam instruksi/ fungsi pada PLC tersebut. Dan dengan berkembangnya
teknologi juga memacu untuk harus menambah macam dari instruksi/ fungsi dari
PLC tersebut. Instruksi/ fungsi pada PLC adalah sebuah program (software) yang
dirancang untuk mempermudah dalam komunikasi antara PLC dengan manusia. Oleh
karena itu dengan PLC dapat dilakukan manipulasi data, perhitungan aritmatik,
perbandingan, dan lain-lain. Dan banyak nama-nama instruksi yang didekatkan
dengan keadaan di lapangan, sebagai contoh: contact, coil, Timer, counter, dan
sebagainya, sehingga akan mempermudah dalam memahami instruksi/ fungsi
tersebut.
2.4.8.
Intruksi
– Intruksi pada PLC
Instruksi-instruksi yang akan diuraikan adalah
instruksi-instruksi yang cukup sering dipakai dilapangan, jadi hanya sebagian
dari instruksi-instruksi yang ada. Dan sebagai referensi, instruksi-instruksi
yang akan dipakai adalah instruksi-instruksi untuk PLC GE Fanuc. Dan secara
umum instruksi-instruksi tersebut banyak kesamaan dengan PLC produk lain.
Seperti
yang telah dibicarakan sebelumnya, bahwa pada semua PLC terdapat Peta memory.
Pada Peta memory terdapat tabel data yang digunakan untuk menyimpan data-data
yang diperlukan pada pengendalian dengan PLC ini. Yaitu berupa data input, data
output dan data-data lain yang dibutuhkan oleh PLC. Dan tiap-tiap data akan
mempunyai tipe dan nomer yang spesifik dari tiap datanya. Demikian juga pada
PLC GE Fanuc ini, dan data tersebut disebut user references. Pada PLC GE Fanuc,
user references dibagi menjadi Register References dan Discrete References. Dan
untuk pembagiannya secara rinci adalah sbb:
Register References
Type
|
Deskripsi
|
%R
|
System
Register References
|
%AI
|
Analog
Input Register
|
%AQ
|
Analog
Output Register
|
Discrete References
Type
|
Description
|
%I
|
Discrete Input References
|
%Q
|
Discrete Output References
|
%M
|
Internal References
|
%T
|
Temporary References
|
%S
|
Status References
|
%G
|
Global Data References
|
2.4.9.
Intruksi
– intruksi Dasar pada PLC
-
Instruksi
LOAD (LD) dan LOAD NOT (LD NOT).
Kondisi pertama yang mengawali sembarang blok
logika di dalam diagram tangga berkaitan dengan instruksi LOAD (LD) atau LD
NOT. (LD NOT). Masing-masing instruksi ini membutuhkan satu baris kode
mnemonik. Contoh untuk instruksi ini ditunjukkan pada gambar 3.2.
Gambar 2.10. Contoh instruksi LD dan LD NOT
Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.2, karena
hanya instruksi LOAD atau LD NOT saja yang ada di garis instruksi (instruction
line), maka kondisi eksekusi untuk instruksi yang di sebelah kanan-nya adalah
ON jika kondisi-nya ON. Untuk contoh diagram tangga tersebut, instruksi LD
(yaitu untuk normal terbuka), kondisi eksekusi akan ON jika IR000.00 juga ON;
sebaliknya, untuk instruksi LD NOT (yaitu untuk normal tertutup), kondisi
eksekusi akan ON jika IR000.00 dalam kondisi OFF.
-
Instruksi
AND dan AND NOT.
Jika
terdapat dua atau lebih kondisi yang dihubungkan secara seri pada garis
instruksi yang sama, maka kondisi yang pertama menggunakan instruksi LD atau LD
NOT dan sisanya menggunakan instruksi AND atau AND NOT. Pada gambar 3.3
ditunjukkan sebuah penggalan diagram tangga yang mengandung tiga kondisi yang
dihubungkan secara seri pada garis instruksi yang sama dan berkaitan dengan
instruksi LD, AND NOT dan AND. Dan sama seperti sebelumnya, masing-masing instruksi
tersebut membutuhkan satu baris kode mnemonik.
Gambar 3.3 Contoh penggunaan AND dan AND NOT
Instruksi yang digambarkan paling kanan sendiri
(gambar 3.3) akan memiliki kondisi eksekusi ON jika ketiga kondisi di kiri-nya
semuanya ON, dalam hal ini IR000.00 dalam kondisi ON, IR010.00 dalam kondisi
OFF dan LR00.00 dalam kondisi ON.
Instruksi AND dapat dibayangkan akan
menghasilkan ON jika kedua kondisi yang terhubungkan dengan instruksi ini dalam
kondisi ON semua, jika salah satu saja dalam kondisi OFF, apalagi dua-duanya
OFF, maka instruksi AND akan selalu menghasilkan OFF juga.
-
Instruksi
OR dan OR NOT.
Jika dua atau lebih kondisi dihubungkan secara
paralel, artinya dalam garis instruksi yang berbeda kemudian bergabung lagi
dalam satu garis instruksi yang sama, maka kondisi pertama terkait dengan
instruksi LD atau LD NOT dan sisanya berkaitan dengan instruksi OR atau OR NOT.
Pada gambar 3.4 ditunjukkan tiga buah kondisi yang berkaitan dengan instruksi
LD NOT, OR NOT dan OR. Sekali lagi, masing-masing instruksi ini membutuhkan
satu baris kode mnemonik.
Gambar 3.4 Contoh penggunaan OR dan OR NOT
BAB III
PEMBAHASAN
Ruangan
ujian memiliki kapasitas 20 mahasiswa dan 1 pengawas ujian. Pada saat ruangan
telah terisi 21orang maka pintu akan tertutup sendiri selama jam ujian
berlangsung ± 1jam 30 menit dan setelah itu bel berbunyi untuk menedakan bahwa
ujian telah selesai. Dari pernyataan di atas maka dibuat ladder diagram
seperti ini:
Keterangan :
I : 001 = input dari counter untuk menghitung banyaknya orang yang
masuk
CTR = counter
TMR = timer
0:01 = coil dan kontak dari TB pada counter
0:02 = coil dan kontak dari TE pada counter
0:03 = coil dan kontak dari TB pada timer
0:04 = coil untuk lampu imdicator bahwa ada yang melewati pintu
0:05 = coil untuk lampu indicator bahwa ujian telah dimulia dan
ruangan telah penuh
0:06 = coil untuk menutup pintu
0:07 = coil untuk membunyikan alarm bahwa ujian telah berakhir
BAB IV
KESIMPULAN
Dari penjelasan PLC di
atas dapat disimpulkan kesimpulan sebagai berikut :
-
Programmable Logic Controller (PLC) merupakan
suatu unit yang secara khusus pengontrol berbasisi mikroprosesor yang
memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi – instruksi
dan untuk mengimplementasikan fungsi – fungsi semisal logika, sequencing,
pewaktu (Timing), pencacahan (counting) dan aritmatika guna untuk mengontrol
mesin – mesin dalam industri.
-
Beberapa
keuntungan penggunaan PLC adalah :
·
Kehandalan
·
Kebutuhan
ruang yang lebih kecil
·
Dapat
diprogram untuk aplikasi baru
·
Dapat
melakukan lebih banyak fungsi
·
Lebih
mudah diperbaiki
·
Relatif
murah.
·
dapat
mengendalikan sistem kontrol pada mesin-mesin industri secara otomatis.
−
Didalam
PLC Baterai backup sangatlah diperlukan dalam menjalankan rangkaian PLC. Semua
rangkaian untuk system dapat manggunakan PLC tergantung logic yang kita
inginkan. Serta Penempatan alamat pada ladder diagram sangatlah penting.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar